Berita Bethel
Penulis: Pram (28/06/2016)
Tekun Melaksanakan Misi Kristus


2 Timotius 4:1-18 ".........Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!..........".



Kita akan belajar dari seorang rasul besar dalam Perjanjian Baru: Paulus. Dia adalah seorang yang tekun melaksanakan misi Tuhan Yesus yang merupakan panggilan hidupnya. Sejak ditangkap Tuhan di jalan menuju Damsyik, rasul dari Tarsus itu aktif memberitakan kabar sukacita tentang keselamatan di dalam Yesus ke manapun ia menginjakkan kaki. Bagaimanakah profil seorang yang tekun melaksanakan misi Yesus? :



1. TEKUN MESKI TAK DIDENGAR (ayat 3-4). Latar belakang pelayanan Paulus hampir mirip dengan Yehezkiel ataupun Yeremia. Diutus kepada sebuah bangsa yang sudah tegar tengkuk, keras kepala dan tak mau mendengar kebenaran. Paulus mengalami hal yang sama bahwa orang-orang telah menyendengkan telinga pada ajaran palsu.



Tetapi keadaan ini tidak membuat Paulus berhenti bersaksi. Ia tetap melaksanakan tugas hingga ajal menjemput. Ketekunan seperti ini menunjukkan bukan hanya sebuah kesetiaan melainkan juga sebuah tanggung jawab yang luar biasa.



Seringkali ketidakperdulian sesama terhadap kita dan rasa tidak dihargai dapat mematikan ketekunan kita dalam melayani, tetapi percayalah bahwa Tuhan membalas setiap kebenaran yang kita kerjakan (Maz. 18:25).



2. TEKUN MESKI MENGHADAPI MAUT (ayat 6-8). Saat Paulus menulis Surat 2 Timotius, ia sedang menunggu eksekusi mati atas dirinya. Tetapi bahkan kematianpun tidak menghentikan ketekunannya memberitakan Injil. Ia masih rajin menuliskan surat dari dalam penjara. Ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menginjili orang-orang yang ada di dalam penjara.



Algojo-algojo yang terbayang di depan mata bukanlah alasan baginya untuk menghentikan kesaksian. Sikap Paulus seperti ini sesungguhnya membuktikan bahwa tidak ada yang sanggup memisahkan kita dari kasih Kristus (Rm. 8:35-39), bahkan bahaya dan maut sekalipun. Jaminan hidup kekal sudah kita miliki dalam kasih Kristus. Tidak ada lagi yang bisa menghentikan ketekunan kita dalam Tuhan.



3. TEKUN MESKI SENDIRIAN (ayat 10, 14). Tak banyak yang bisa diharapkan dari rekan-rekan seperjuangan dalam kondisi seperti Paulus. Beberapa orang bahkan sengaja meninggalkannya dan berusaha berbuat jahat kepadanya. Lagi-lagi, hal ini bukanlah alasan Paulus untuk berhenti tekun.



Ia tetap saja berusaha, meskipun didera kesendirian, untuk membangkitan orang-orang yang masih setia di jalan kebenaran. [Pdt. Dr. Japarlin Marbun - RAB/Foto : Ilustrasi].