Berita Bethel
Penulis: Pram (11/02/2021)
Jebakan Kekuatiran


Siapa sih yg tidak pernah kuatir?.  Bahkan ada orang yg menganggap ajakan untuk tidak kuatir itu tidak realistis, dan menyepelekan persoalan. Bayangkan jika ada anggota keluarga (persekutuan) kita dinyatakan positif Covid 19 dan tiba tiba badan kita juga demam; apakah kita tidak kuatir dan panik?. Bayangkan apabila tepung tinggal segenggam dan paceklik masih teramat panjang; apakah kita tidak kuatir?.

Harus jujur diakui tidak mudah memahami dan bahkan mengamini ajakan Yesus untuk tidak kuatir. Tetapi hari ini kita akan perhatikan 3 kebenaran yg sering terlewatkan saat kita mendengar ajakan Tuhan Yesus tersebut, yakni:

Pertama, Yesus bukan dari golongan kaya raya yang tidak pernah hidup susah sehingga ia menganggap enteng kekuatiran. Yesus tahu betul apa artinya kekurangan dan kekuatiran.

Kedua, teks bacaan kita ini ada dalam konteks kesatuan kotbah di bukit. Dimana saat itu orang orang yang dibawa kepada Yesus adalah orang orang yang hidupnya susah, yang buruk keadaannya, yg menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, sakit ayan dan yang lumpuh. (Mat 4:24). Pendek kata mereka adalah orang orang yang punya seribu satu alasan yang masuk akal untuk kuatir.

Ketiga, Yesus mengajak setiap pendengarNya untuk mengenali kekuatirannya, bergulat dengannya dan memenangkannya. Kekuatiran dan ketakutan itu satu bentuk emosi yg kerap membajak otak amigdala (bagian yang bertanggungjawab untuk emosi, naluri bertahan hidup dan memori). Nah jika kekuatiran dibiarkan berkepanjangan, maka memori kita hanya akan diisi dengan hal hal negatif dan melemahkan semangat hidup. Karena itu kekuatiran harus diintervensi. Stop!

Intervensi yang harus segera kita lakukan untuk mengelola kekuatiran adalah membangkitkan kePERCAYAan. Yesaya mengatakan dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. (Yes 30:15).

Rasul Paulus dalam surat Roma 12:12 juga mengatakan: "bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa." Nasehat tersebut, nampaknya klise dan aneh. Tapi memang begitulah cara Allah, aneh...unik..tapi cespleng. Mari kita perhatikan satu demi satu:

Pertama, bersukacita dalam pengharapan.Orang kuatir kok disuruh bersuka cita, lha apa bisa?. Nah disinilah orang sering salah paham. Paulus tidak menyuruh kita bersukacita dalam kekuatiran, tetapi dalam PENGHARAPAN. Jadi saat ada 1001 alasan untuk kuatir, buatlah 2002 alasan untuk berharap. Itulah artinya merayakan pengharapan.

Kedua, sabar dalam kesesakan.Seandainya pertolongan Tuhan tak kunjung datang, dan kekuatiran malah berubah menjadi kesesakan, maka berjuanglah untuk bertahan. Sabar dalam kesesakan adalah kualitas tertinggi dari karakter pelayan Allah (2 Kor 6:4).

Ketiga, bertekun dalam doa.Doa adalah olah batin yang paling tepat untuk mengatasi kekuatiran. Kalau ada seorang diantara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa (Yak 5:13). Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya (Yak 5:16)

Nah itulah 3 cara yang paling tepat untuk mengatasi jebakan kekuatiran. [Sumber : familyfirstindonesia.org/Foto : Ilustrasi].