5 Alasan Mengapa Cuci Tangan Bisa Cegah Penyebaran Penyakit
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah tindakan sederhana yang bisa menyelamatkan nyawa Anda. Ini alasannya : Kebiasaan untuk mencuci tangan tak pernah bosan digaungkan. Pasalnya, meski cuci tangan adalah tindakan sederhana, kebiasaan ini punya manfaat begitu besar hingga mampu menyelamatkan nyawa Anda.
Faktanya, berbagai kuman yang dapat mengancam kesehatan dapat ditularkan lewat sentuhan. Terlebih lagi, Anda pun juga tak bisa memastikan bahwa permukaan berbagai benda yang sering disentuh bebas dari kuman.
Untuk itu, perisai terbaik dari serangan kuman adalah dengan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir di waktu yang tepat.
Berikut ini adalah waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk mencuci tangan:1.Sebelum, selama, dan setelah mengolah makanan. 2.Sebelum dan sesudah makan. 3.Sebelum dan sesudah menjaga orang sakit. 4.Sebelum dan sesudah merawat luka. 5. Setelah menggunakan toilet.
6.Setelah mengganti popok atau membersihkan anak yang selesai dari toilet.7.Setelah membuang ingus, batuk, atau pilek. 8.Setelah menyentuh binatang, makanan binatang, atau kotoran binatang. 9.Setelah menyentuh sampah. 10. Sebelum menyentuh mata, hidung dan mulut
Berbagai Alasan Pentingnya Cuci Tangan :
Cuci tangan disebutkan sebagai peringkat pertama dalam sepuluh penemuan terbaik dalam bidang pencegahan penyakit.Beberapa alasan berikut akan menunjukkan seberapa penting tindakan cuci tangan, hingga dapat menyelamatkan nyawa Anda dan orang di sekitar:
1. Mencegah Masuknya Kuman ke Dalam Tubuh. Meski terlihat tidak ada kotoran, tangan tidak sepenuhnya bebas kuman. Jika dengan kondisi tangan yang begini Anda malah menyentuh mata, hidung, dan mulut, kuman bisa dengan mudah menyusup masuk dan menyebabkan infeksi.
Kuman yang masuk ke organ mata dapat menyebabkan keluhan, seperti mata merah, berair, perih, atau pandangan kabur.
Jika masuk ke hidung, bisa timbul infeksi pernapasan yang gejalanya adalah pilek, batuk, dan nyeri tenggorokan. Saat penderita batuk atau bersin, kuman dapat menempel pada berbagai permukaan dan pindah ke orang lain.
Mulut juga dapat menjadi pintu masuknya kuman, yang dapat menyerang saluran pencernaan dengan gejala nyeri perut, muntah, dan mencret. Hal ini umumnya terjadi akibat tidak membersihkan tangan sebelum makan, terutama setelah menggunakan toilet.
2. Terbukti Mengurangi Insiden Penyakit Serius.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalur terbukti ampuh dalam mengurangi insiden penyakit infeksi pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan mata.Berdasarkan penelitian, edukasi mencuci tangan di komunitas akan menurunkan insiden penyakit berikut ini:
Diare hingga 23–40 persen, Diare pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah hingga 58 persen. Penyakit pernapasan pada populasi umum hingga 16–21 persen.
3.Meningkatkan Taraf Kesehatan Anak. Sekitar 1,8 juta anak berusia di bawah 5 tahun mengalami kematian setiap tahunnya akibat penyakit diare dan pneumonia (radang paru-paru). Kondisi ini terutama terjadi pada area dengan akses air bersih yang sulit.
Cuci tangan dengan sabun dapat melindungi 1 dari 3 anak-anak yang sedang mengalami diare, serta 1 dari 5 anak-anak yang mengalami infeksi pernapasan seperti pneumonia.Bahkan, edukasi cuci tangan dengan sabun bisa menurunkan angka absen sekolah akibat penyakit pencernaan hingga 29–57 persen.
4. Mencegah Infeksi Nosokomial. Ini merupakan poin ini penting bagi penyedia layanan kesehatan, seperti dokter, bidan, perawat, dan pekerja kesehatan lainnya.
Infeksi nosokomial adalah penyakit yang diperoleh selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sering kali hal ini terjadi pada pasien dengan kondisi berat, misalnya pasien yang sedang di rawat di Intensive Care Unit (ICU).
Agar tidak menyebarkan kuman lain pada pasien yang terbaring di ICU, maka personel kesehatan harus dapat menjaga kebersihan tangannya dengan rutin mencuci tangan. Hal ini juga berlaku untuk keluarga pendamping pasien yang sedang dirawat inap.
Jika tidak, infeksi tambahan pada pasien yang sedang dirawat bisa memperberat kondisi pasien dan berisiko memperpanjang masa perawatan.
Infeksi nosokomial diperkirakan terjadi pada 16 juta pasien setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada negara-negara dengan pendapatan menengah dan rendah, frekuensi infeksi terkait ICU setidaknya 2–3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan negara dengan pendapatan tinggi.
5. Menurunkan Angka Resistensi Antibiotik. Saat penyakit infeksi dapat dicegah, jumlah pemakaian antibiotik akan menurun. Dengan begitu, risiko perkembangan resistensi antibiotik akan ikut berkurang, apalagi mengingat pemakaian antibiotik di Indonesia sering tidak tepat digunakan.
Kerap terjadi bahwa antibiotik digunakan untuk penyakit-penyakit ringan yang sebenarnya dapat sembuh tanpa pengobatan. Padahal, penggunaan antibiotik yang salah dapat menyebabkan bakteri-bakteri ‘terbiasa’ dengan obat sehingga efek perlawanannya berkurang.
Selain itu, karena akses antibiotik kadang mudah didapat tanpa resep dokter, ini bisa berujung pada penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Atau saat konsumsi antibiotik tidak tuntas, risiko terjadinya resistensi antibiotik pun makin tinggi.
Bila resistensi antibiotik terjadi, ini bisa menyulitkan pengobatan penyakit dan adanya kemungkinan hilangnya nyawa. Untuk itu, penghentian ‘lingkaran setan’ terjadinya resistensi antibiotik bisa dicegah dengan mencegah diri tertular penyakit infeksi dengan rajin mencuci tangan. Mudah, bukan?
Selain yang telah disebutkan, ada alasan lain yang membuat cuci tangan mampu menyelamatkan nyawa Anda. Tindakan sederhana ini mampu mencegah virus corona alias novel coronavirus (nCov).[Sumber : klikdokter.com]