Kim Jong-Un: Peluncuran Dua Rudal Korea Utara 'Peringatan' Untuk Korea Selatan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menegaskan bahwa peluncuran dua rudal pada Kamis (25/07) merupakan "peringatan" terhadap Korea Selatan.
Kim mengatakan negaranya terpaksa mengembangkan senjata guna "menghabisi potensi ancaman maupun ancaman langsung".
Menurutnya, uji coba peluncuran itu melibatkan sistem pengendali taktis senjata yang baru.
Cucu pendiri Korut itu mengaku dirinya "puas" dengan sistem tersebut seraya mengklaim persenjataan itu "tidak mudah ditangkal".
Karena itu, kata Kim, Korsel seharusnya "tidak membuat kesalahan dengan mengabaikan peringatan".
Berdasarkan pemantuan militer Korsel, Korut telah menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut pada Kamis (25/07) dini hari dekat pelabuhan Wonsan.
Setelah menempuh jarak sejauh 430 kilometer dan mencapai ketinggian 50 kilometer, rudal-rudal itu jatuh di perairan Laut Jepang atau juga dikenal dengan sebutan Laut Timur.
Menteri Pertahanan Jepang mengklarifikasi bahwa peluncuran itu tidak mencapai perairan teritori Jepang dan tidak berdampak langsung pada keamanan nasional.
Peristiwa ini terjadi setelah Korea Utara mengutarakan kemarahannya terkait rencana latihan militer Korsel dan AS bulan depan.
Korut memperingatkan latihan tersebut dapat mempengaruhi kelanjutan perundingan denuklirisasi.
Pada 30 Juni lalu, Presiden AS, Donald Trump, dan Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengadakan pertemuan mendadak di zona demiliterisasi yang membelah kedua Korea. Saat itu Trump dan Kim sepakat untuk kembali menggelar perundingan.
Setelah itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan perundingan teknis akan dimulai pada Juli.
Setelah undangan di Twitter Juni lalu, Presiden AS Donald Trump dan Kim mengadakan pertemuan di zona demiliterisasi yang memidahkan kedua Korea.
Setelah itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan pembicaraan kelompok kerja dimulai bulan Juli tetapi belum ada pertemuan terbuka lain antara para pejabat AS dan Korea Utara.
Tetapi Korea Utara mengecam rencana latihan militer Amerika-Korea Selatan bulan depan, langkah yang mereka sebut "pelanggaran semangat" pernyataan bersama yang ditandatangani Trump dan Kim dalam pertemuan pertama di Singapura tahun lalu.
Walaupun AS dan Korea Selatan menolak membatalkan latihan militer, skala latihan diturunkan."Korea Utara jelas marah karena AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer," kata Harry Kazianis dari Centre for National Interest di Washington kepada kantor berita Reuters.
Trump membalas dengan mengatakan ia percaya Kim tidak akan melakukan apapun yang merusak jalan menuju hubungan yang lebih baik.
Melalui cuitannya, Trump mengatakan Kim "tahu bahwa saya tidak akan melanggar janjinya kepada saya."[Sumber : www.bbc.com].