Berita Bethel
Penulis: Pram (09/04/2018)
Keinginan Diri yang Membinasakan


Saat kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, ular yang mencobai manusia dipandang sebagai yang paling bersalah, karena kelicikannya dalam memperdaya Adam dan Hawa. Padahal kejatuhan Adam dan Hawa sesungguhnya bukan semata-mata karena tipu daya ular, tetapi juga karena adanya dorongan keinginan diri dari manusia untuk menikmati buah yang dilarang oleh Allah tidak boleh dimakan.



Dorongan keinginan diri yang kuat dari manusia-lah yang kemudian membuat manusia bisa menyambut bujukan ular untuk menikmati apa yang telah dilarang oleh Allah. Jadi dalam hal ini, jika manusia tidak mengikuti keinginan diri sendiri dan memilih untuk menuruti perintah Allah, maka manusia tidak akan pernah jatuh ke dalam dosa.



2 Korintus 11:3 "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya".Jadi disini kita bisa memahami bahwa dosa itu terjadi karena adanya kerjasama antara manusia dengan iblis.



Jika demikian, setelah kita ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus dengan darahnya yang mahal, darah yang tidak bercacat dan tidak bernoda, masih mau-kah kita melukai hati Allah dengan hidup terus menghambakan diri kepada dosa?.



Kita harus menyadari bahwa penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah dengan cuma-cuma, karena Allah tidak ingin melihat pada akhirnya kita harus binasa di kekekalan akibat dosa. Itulah kenapa firman Tuhan katakan [2 Korintus 11: 2].



Jadi dalam hal ini, sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa tujuan dari penebusan itu adalah, Allah mau supaya kita dikembalikan menjadi pribadi seperti rancangan Allah semula, yaitu menjadi manusia yang segambar dan serupa dengan Allah.



Segambar dan serupa dengan Allah artinya kita harus hidup dalam standar kesucian dan kekudusan Allah. Dalam hal ini hidup sama dengan gaya hidup Tuhan Yesus yang hidup hanya untuk melakukan kehendak Allah Bapa di surga dan tidak pernah melihat apa yang menjadi kepentingan dirinya, dan tidak pernah mau menuruti keinginan diri-Nya sendiri.



Hal ini bisa kita lihat dengan jelas, bagaimana Tuhan Yesus mau hidup hanya menuruti kehendak Allah Bapa di surga. Saat Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani, sekalipun Tuhan Yesus tahu, jika melakukan kehendak Allah Bapa di surga, berarti Ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Tetapi Ia memilih untuk taat melakukan kehendak Bapa-Nya yang di surga [Matius 26:39,42].



Dari cara hidup Tuhan Yesus ini, kita bisa melihat bahwa, memilih untuk hidup hanya melakukan kehendak Allah Bapa di surga adalah pilihan terbaik untuk masa depan kehidupan kita di kekekalan, supaya kita tidak terbuang dari hadapan Allah ke dalam kebinasaan.



Sekalipun pilihan untuk hidup melakukan kehendak Allah Bapa, harus membuat kita menanggalkan semua keinginan diri sendiri yang kita pandang itu menyenangkan.



Perlu di ingat, hasil kerjasama manusia dengan iblis, akibat dari menuruti keinginan diri sendiri maka buahnya adalah dosa. Dan dosa itu melahirkan maut, dan itulah yang akan membinasakan.[Yakobus 1:15 "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut"].



Akan sangat berbeda apabila kita memilih untuk kerjasama dengan Roh Kudus, yaitu terus memberi diri untuk hidup dalam pimpinan Roh, dan hidup dalam standar kesucian dan kekudusan Allah, hidup hanya untuk melakukan kehendak Allah Bapa di surga, maka buahnya adalah kita akan dikenal oleh Allah sebagai anak-anak-Nya [Matius 7:21].



Dengan demikian, sekarang kita bisa mengerti bahwa menerima anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus tidak otomatis membuat kita bisa diterima di dalam Kerajaan Allah.



Tetapi menerima anugerah keselamatan harus mengubah diri kita menjadi pribadi yang bertanggungjawab, untuk berjuang mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar.



Pada akhirnya, yang menjadi catatan penting bagi kita semua adalah, memberi diri bekerja-sama dengan iblis hanya untuk memuaskan hasrat keinginan diri sendiri, akan membawa kita kepada kebinasaan.



Tetapi memberi diri bekerjasama dengan Roh Kudus, hidup melakukan kehendak Allah Bapa, akan membawa kita kepada hidup dalam kemuliaan kekal bersama dengan Tuhan Yesus di surga. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.[Sumber : renunganhariini.com/Foto : Ilustrasi].