Hati-Hati Tertipu Label Low-Fat
Membeli produk berlabel low-fat rasanya sangat menenangkan. Anda jadi tidak bersalah saat mengonsumsi produk tersebut.Mereka yang peduli kesehatan dan yang sedang berdiet percaya bahwa produk ini lebih sehat dan tidak menambah berat badan. Namun, bagaimana faktanya ?.
Dalam pemasangan label, makanan dan minuman memiliki kriteria tertentu. Kriteria low-fat jika mengandung kurang dari 3 g lemak per 100 g makanan, atau 1,5 g lemak per 100 ml cairan untuk minuman.
Sedangkan light atau lite menggambarkan lemak atau kalori 30% lebih sedikit dari versi standarnya. Fat-free jika mengandung kurang dari 0,5 g lemak per 100 g makanan.
Sayangnya, terkadang produsen tidak mematuhi aturan tersebut. Data yang tercantum pada kadar nutrisi bisa jadi bervariasi hingga 20% dari yang sebenarnya. Artinya, makanan yang berlabel 10 g lemak bisa sebetulnya mengandung 12 g lemak.
Kenyataannya, label low-fat tidak berarti lebih sehat atau tidak menggambarkan kandungan nutrisi secara keseluruhan. Banyak produk low-fat yang ternyata memiliki level gula tinggi, sehingga jumlah kalorinya pun tinggi.
Selain itu, label low-fat membuat konsumen lebih percaya diri bahwa yang dikonsumsi adalah sehat. Penelitian membuktikan konsumsi akan meningkat hingga 50% jika suatu jajanan berlabel low-fat. Karena merasa yakin produk ini baik, orang jadi mengonsumsi lebih banyak dari biasanya.
Perhatikan pula kata-kata lower fat atau reduced fat. Umumnya ini hanya menerangkan kandungan lemak yang lebih rendah dari varian aslinya, namun bisa jadi kandungan lemaknya justru lebih tinggi dari produk lain.
Misalnya, versi lower fat kue A memiliki kandungan lemak lebih rendah dari versi asli kue A, tetapi kandungan lemaknya tetap lebih tinggi dari kue B.Saran kami, sebelum membeli produk, jangan mudah tergoda dengan label low-fat.
Bacalah kandungan nutrisi pada kemasan dengan teliti. Perlu diingat bahwa terdapat lemak yang baik bagi tubuh, sehingga Anda tak perlu menghilangkan lemak secara total dari menu harian.[Sumber : klikdokter.com-dr. Sara Elise Wijono MRes].